hi.. saya akan menceritakan tentang makanan khas daerah saya yaitu di daerah konawe sulawesi tenggara. yaitu sinonggi. Sinonggi
adalah makanan khas Sulawesi Tenggara yang dikonsumsi sehari-hari
khususnya oleh suku Tolaki yang sebagian besar mendiami wilayah
Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kota Kendari dan Konawe Utara. Kata
Sinonggi diambil dari bahasa tolaki yakni sagu. Makanan
sinonggi ini berbahan baku dari sagu. Sinonggi disajikan dengan cara,
sagu yang sudah disiram air panas dan diaduk ditempatkan secara terpisah
dengan sayur dan lauknya. Kemudian dirajik disatukan sesuai selera.
Ikan yang sering dikonsumsi dengan sinonggi biasanya ikan putih, ikan
cakalang, kerapu atau ikan lainya dimasak berkuah. Sedangkan isi sayuran
antara lain : bayam, kangkung, kacang panjang, dan palola (terong
kecil), dan yang paling khas adalah okra/kopi gandu (bahasa Tolaki) dan
daun tawa huko-huko (melinjo), daun tawaoloho (kedondong).
Sinonggi
termasuk makanan yang menyegarkan dan sehat. Sagu sebagai bahan baku
utama dikenal memiliki kandungan karbohidrat sekitar 85,6%, serat 5% dan
untuk 100 gr sagu kering setara dengan 355 kalori. Selain mengandung
karbohidrat juga mengandung polimer alami yaitu semacam zat yang sangat
bermanfaat bagi tubuh manusia seperti memperlambat peningkatan kadar
glukosa dalam darah sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes
melitus. Selain
itu, serat pada sagu juga mengandung zat yang berfungsi sebagai
probiotik, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi resiko terkena
kanker usus dan paru-paru. Siononggi, makanan khas suku Tolaki ini
banyak digemari oleh masyarakat lain yang ada di Sulawesi Tenggara, baik
anak-anak, remaja dan orang dewasa. Bahkan kini sudah menjadi pengganti
makan siang beberapa warga kota Kendari.
Saat
ini, Sinonggi telah masuk ke hotel-hotel sebagai menu khas Sulawesi
Tenggara sebagai salah satu menu dalam perjamuan tamu-tamu pemerintah
setempat. Di Kota Kendari, kini warung yang menawarkan makanan khas suku
tolaki ini sudah banyak, dan bahan bakunya tersedia di pasar
tradisional.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar